Nama lengkap : Mahyadi Panggabean
Nama panggilan : Mahyadi
Tanggal lahir : 8 Januari 1982 (umur 28)
Tempat lahir : Sibolga, Tapanuli Tengah, Indonesia
Tinggi : 1.75 m (5 ft 9 in)
Berat : 62 kg
Posisi bermain : Pemain bertahan, gelandang
• Informasi klub :
Tahun Klub
1999-2000 Persepsi Sibolga
2000-2001 PSTT Tapanuli Tengah
2001-2008 PSMS Medan
2008-Sekarang Persik Kediri
• Tim nasional :
2004-2007 Indonesia
Di samping umpan-umpan yang terukur, tembakan bola matinya tak jarang berbuah gol. Tak banyak pemain seperti Mahyadi Panggabean. Anak Sibolga, Tapanuli Selatan, ini mumpuni di dua lini, yakni gelandang dan bek kiri. Sejatinya, pemain yang besar bersama PSMS Medan berperan sebagai pemain sayap. Namun, dia juga bisa bermain sebagai gelandang.
Siapa pun striker yang menjadi temannya sangat senang bermain bersama Mahyadi. Soalnya, pesepakbola yang memulai kariernya di Persepsi Sibolga memiliki umpan-umpan yang sangat terukur. Dia juga spesialis tendangan bola mati. Hanya itu? Tidak! Larinya bak harimau sumatera, lincah dan sulit dikejar.
Beberapa tahun lalu, saat timnas diarsiteki Peter White dan Ivan Kolev, Mahyadi selalu jadi langganan. Itulah sebabnya, tatkala namanya tak masuk skuad Merah Putih di bawah asuhan Benny Dollo, banyak orang yang bertanya-tanya. Untuk mengisi posisi bek kiri, Benny Dollo lebih memilih Ricardo Salampessy (Persipura Jayapura) dan Ismed Sofyan (Persija Jakarta). Walau tak disertakan, Mahyadi tetap berbesar hati. "Itu wewenang pelatih," katanya.
Sepakbola telah memberikan segalanya kepada Mahyadi. Dia merupakan salah satu pemain lokal yang punya gaji tinggi. Hidupnya kini sudah mapan, jauh berbeda ketika dia masih berada di kampung. Meski sudah bisa mandiri secara ekonomi, anak pasangan Mahadun Panggabean dan Dewana Silitonga tak berubah. Dia masih tetap seperti dulu, ramah dan tak lupa sama orang-orang yang telah berjasa dengan perjalanan kariernya. Dia menaruh respek yang besar terhadap M Chaidir, mantan pelatihnya di PSMS Medan. Yup! Chaidirlah yang memberi kesempatan kepada Mahyadi untuk menjadi pilar Ayam Kinantan dari tahun 2003-2007.
Bersama Chaidir, Mahyadi mengantarkan Ayam Kinantan jura Piala Emas Bang Yos (PEBY) dan runner up Liga Indonesia 2007. "Itu kenangan yang tak akan pernah saya lupakan," katanya.
Fans PSMS tersentak waktu mendengar Mahyadi akan meninggalkan Medan dan bergabung bersama Persik Kediri. Mereka ingin agar Mahyadi tetap membela panji-panji Ayam Kinantan. Namun, lantaran krisis finansial kala itu, Mahyadi beserta Saktiawan Sinaga, Markus Horison, dan Legimin Raharjo memilih hengkang. Apalagi, belakangan, PSMS turun kasta ke Divisi Utama.
Bagi Mahyadi, bermain di mana pun tak jadi soal asalkan hak-hak pemain jangan diabaikan. Karena kalau diabaikan, hal itu bisa berpengaruh kepada penampilan maupun kekompakan tim di lapangan.
Mahyadi berharap, dia bisa mengantarkan Persik juara DISL (Djarum Indonesia Super League) 2009/2010. Memang sih, tak gampang mewujudkan itu. Selain kerja keras, persaingan juga sangat ketat. Untuk itulah, Mahyadi sangat mengharapkan dukungan seluruh warga Kediri terlebih-lebih fans fanatiknya, Persik Mania.
Askum ....
BalasHapus