Cara Makan Sehat ala Rasul SAW

Min sorihil iman, ahibbu ma yuhibbuhurrosul SAW. Demikian Prof. Dr. Musthofa
Romadlon memulai ceramahnya. Beliau menyitir ucapan salah seorang tokoh
pergerakan tersebut, untuk memuqoddimahi muhadlorohnya tentang ghidza`unnabiy,
atau menu dan tatacara makan Rasulullah SAW, di Wisma Nusantara tempo hari.
Saya pribadi berpendapat bahwa acara tersebut merupakan salah satu yang paling
ilmiah yang pernah saya temui, karena tujuannya sangat spektakuler;
menghidupkan sunnah Rasulullah yang hampir dilupakan orang!

Dalam setiap aktifitas dan pola hidupnya, Rasulullah memang sudah disiapkan
untuk menjadi contoh teladan bagi semua manusia., termasuk dalam hal pola
makan. Memang sih, hanya urusan makanan. Tetapi kalau dengan pola makan
tersebut, Rasulullah kemudian memiliki tubuh yang sehat, kuat, dan sanggup
mengalahkan para pegulat, tampaknya kita harus mikir lagi untuk mengatakan
hanya. Ini bukan perkara remeh. Sebab salah satu faktor penting penunjang fisik
prima Rasulullah adalah kecerdasan beliau dalam memilih menu makanan dan
mengatur pola konsumsinya.

Selama ini kita mengenal dua bentuk pengobatan. Pengobatan sebelum terjangkit
penyakit / pencegahan ( At thib Al wiqo`i), dan pengobatan setelah terjangkit
penyakit (at thib al `ilaji). Nah, dengan mencontoh pola makan Rasulullah, kita
sebenarnya sedang menjalani terapi pencegahan penyakit dengan makanan.
(attadawi bil ghidza`). Ini tentu jauh lebih baik daripada kita harus
berhubungan dengan obat-obat kimia.

Hal pertama yang menjadi menu keseharian Rasulullah adalah udara segar di subuh
hari. Sudah umum di ketahui bahwa udara pagi kaya dengan oksigen dan belum
terkotori oleh zat-zat lain. Ini ternyata sangat besar pengaruhnya terhadap
vitalitas seseorang dalam aktifitasnya selama sehari penuh. Maka tidak usah
heran ketika kita tidak bangun di subuh hari, kita menjadi terasa begitu malas
untuk beraktifitas. Selanjutnya rasulullah menggunakan siwak untuk menjaga
kesehatan mulut dan giginya.

Lepas dari subuh, Rasulullah membuka menu sarapannya dengan segelas air yang
dicampur dengan sesendok madu asli. Khasiatnya luar biasa. Dalam Al qur`an,
kata syifa / kesembuhan, yang dihasilkan oleh madu, diungkapkan dengan isim
nakiroh, yang berarti umum, menyeluruh. Di tinjau dari ilmu kesehatan, madu
befungsi membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus, menyembuhkan sembelit,
wasir dan peradangan. Dalam istilah orang arab, madu dikenal dengan al hafidz
al amin, karena bisa menyembuhkan luka bakar.

Masuk waktu dluha, Rasulullah selalu makan tujuh butir kurma ajwa`/matang.
Sabda beliau, barang siapa yang makan tujuh butir korma, maka akan terlindungi
dari racun. Dan ini terbukti ketika seorang wanita yahudi menaruh racun dalam
makanan Rasulullah dalam sebuah percobaan pembunuhan di perang khaibar, racun
yang tertelan oleh beliau kemudian bisa dinetralisir oleh zat-zat yang
terkandung dalam kurma. Bisyir ibnu al Barra`, salah seorang sahabat yang ikut
makan racun tersebut, akhirnya meninggal. Tetapi Rasulullah selamat. Apa
rahasianya? Tujuh butir kurma!

Dalam sebuah penelitian di Mesir, penyakit kanker ternyata tidak menyebar ke
daerah-daerah yang penduduknya banyak mengkonsumsi kurma. Belakangan terbukti
bahwa kurma memiliki zat-zat yang bisa mematikan sel-sel kanker. Maka tidak
perlu heran kalau Allah menyuruh Maryam ra, untuk makan kurma disaat
kehamilannya. Sebab memang itu bagus untuk kesehatan janin.

Dahulu, Rasulullah selalu berbuka puasa dengan segelas susu dan korma, kemudian
sholat maghrib. Kedua jenis makanan itu kaya dengan glukosa, sehingga langsung
menggantikan zat-zat gula yang kering setelah seharian berpuasa. Glukosa itu
suadah cukup mengenyangkan, sehingga setelah sholat maghrib, tidak akan
berlebihan apabila bermaksud untuk makan lagi.

Menjelang sore hari, menu Rasulullah selanjutnya adalah cuka dan minyak zaitun.
Tentu saja bukan cuma cuka dan minyak zaitunnya saja, tetapi di konsumsi dengan
makanan pokok, seperti roti misalnya. Manfaatnya banyak sekali, diantaranya
mencegah lemah tulang dan kepikunan di hari tua, melancarkan sembelit,
menghancurkan kolesterol dan memperlancar pencernaan. Ia juga berfungsi untuk
menncegah kanker dan menjaga suhu tubuh di musim dingin.

Ada kisah menarik sehubungan dengan buah tin dan zaitun, yang Allah bersumpah
dengan keduanya. Dalam alquran, kata at tin hanya ada satu kali, sedangkan kata
az zaytun di ulang sampai tujuh kali. Seorang ahli kemudian melakukan
penelitian, yang kesimpulannya, jika zat-zat yang terkandung dalam tin dan
zaitun berkumpul dalam tubuh manusia dengan perbandingan 1:7, maka akan
menghasilkan ahsni taqwim, atau tubuh yang sempurna, sebagaimana tercantum
dalam surat at tin. Subhanallah! Syaikh Ahmad Yasin adalah salah seorang yang
rutin mengkonsumsi jenis makanan ini, sehingga wajarlah beliau tetap sehat,
kuat dan begitu menggentarkan para yahudi, meskipun lumpuh sejak kecil. Kalau
saja beliau tidak lumpuh, barangkali sudah habis para yahudi Israel itu.

Di malam hari, menu utama Rasulullah adalah sayur-sayuran. Beberapa riwayat
mengatakan, belaiau selalu mengkonsumsi sana al makki dan sanut. Anda kenal
nama tersebut? Di mesir, kata Dr. Musthofa, keduanya mirip dengan sabbath dan
ba`dunis. Masih tidak kenal juga? Dr. Musthofa kemudian menjelaskan, secara
umum sayur-sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama, yaitu
memperkuat daya tahan tubuh dan melindunginya dari serangan penyakit. Jadi,
asalkan namanya sayuran, sepanjang itu halal, Insya Allah bergizi tinggi. Maka,
para penggemar kangkung dan bayam tidak usah panik. Para pedagang tauge juga
tidak perlu pindah haluan. OK?

Disamping menu wajib di atas, ada beberapa jenis makanan yang disukai
Rasulullah tetapi beliau tidak rutin mengkonsumsinya. Diantaranya tsarid, yaitu
campuran antara roti dan daging dengan kuah air masak. Jadi ya kira-kira
seperti bubur ayam begitulah. Kemudian beliau juga senang makan buah yaqthin
atau labu manis, yang terbukti bisa mencegah penyakit gula. Kemudian beliau
juga senang makan anggur dan hilbah.

Sekarang masuk pada tata cara mengkonsumsinya. Ini tidak kalah pentingnya
dengan pemilihan menu. Sebab setinggi apapun gizinya, kalau pola konsumsinya
tidak teratur, akan buruk juga akibatnya. Yang paling penting adalah
menghindari isrof, atau berlebihan. Kata Rasulullah, cukuplah bagi manusia itu
beberapa suap makanan, kalaupun harus makan, maka sepertiga untuk makanannya,
sepertiga untuk air minumnya dan sepertiga lagi untuk nafasnya (al hadis).
Ketika seseorang terlalu banyak makanannya, maka lambungnya akan penuh dan
pernafasannya tidak bagus, sehingga zat-zat yang terkandung dalam makanan
tersebut menjadi tidak berfungsi dengan baik. Imbasnya, kondisi fisik menjadi
tidak prima, dan aktifitaspun tidak akan maksimal. Dr. Musthofa menekankan
bahwa assyab`u ,yang berarti kenyang itu bukan al imtila` , atau memenuhi.
Tetapi kenyang adalah tercukupinya tubuh oleh zat-zat yang dibutuhkannya,
sesuai dengan proporsi dan ukurannya. Jadi ini penting; jangan kekenyangan!

Kemudian Rasulullah juga melarang untuk idkhol at thoam alatthoam, alias makan
lagi sesudah kenyang. Suatu hari, di masa setelah wafatnya rasulullah, para
sahabat mengunjungi Aisyah ra. Waktu itu daulah islamiyah sudah sedemikian luas
dan makmur. Lalu, sambil menunggu Aisyah ra, para sahabat, yang sudah menjadi
orang-orang kaya, saling bercerita tentang menu makanan mereka yang meningkat
dan bermacam-macam. Aisyah ra, yang mendengar hal itu tiba-tiba menangis.
“apa yang membuatmu menangis, wahai bunda? tanya para sahabat. Aisyah ra lalu
menjawab, dahulu Rasulullah tidak pernah mengenyangkan perutnya dengan dua
jenis makanan. Ketika sudah kenyang dengan roti, beliau tidak akan makan kurma,
dan ketika sudah kenyang dengan kurma, beliau tidak akan makan roti. Dan
penelitian membuktikan bahwa berkumpulnya berjenis-jenis makanan dalam perut
telah melahirkan bermacam-macam penyakit. Maka sebaiknya jangan gampang tergoda
untuk makan lagi, kalau sudah yakin bahwa anda sudah kenyang.

Yang selanjutnya , rasulullah tidak makan dua jenis makanan panas atau dua
jenis makanan yang dingin secara bersamaan. Beliau juga tidak makan ikan dan
daging dalam satu waktu dan juga tidak langsung tidur setelah makan malam,
karena tidak baik bagi jantung. Beliau juga meminimalisir dalam mengkonsumsi
daging, sebab terlalu banyak daging akan berakibat buruk pada persendian dan
ginjal. Pesan Umar ra Jangan kau jadikan perutmu sebagai kuburan bagi
hewan-hewan ternak!. Ayam, kambing, lembu, kerbau semuanya masuk. Kan kasihan
tuh, tetangga nggak kebagian. Hehehe nggak ding! Maksudnya itu tidak baik bagi
kesehatan.

Jadi begitu, saudara-saudara. Ini barangkali baru sedikit. Masih banyak pola
hidup sehat ala Rasulullah yang bisa kita pelajari. Kali ini, Dr. Musthofa
memang khusus membahas menu makan dan cara mengkonsumsinya. Dari sini kita bisa
tahu bahwa ternyata Rasulullah sangat memperhatikan masalah gizi dan menu
makanan. Dan di tengah mengaburnya semangat untuk mengikuti sunnah rasul, ini
bisa menjadi spirit untuk memulai menghidupkannya kembali. Apalagi menu-menu
tersebut terbukti bisa dipertanggungjawabkan secara kesehatan. Nah, masih
kurang ilmiah?

(disarikan dari Ceramah Umum ghidza`unnabi oleh Prof. Dr. Musthofa Romadlon di
Wisma Nusantara, Kairo. Mesir)tulisan ini ditulis oleh Muhammad As'ad Mahmud,
Lc.

www.bangdha.multiply.com
Selengkapnya...